Jumat, 28 Desember 2012

18, batu karang.

Halo ombak, apakabar mu? Masihkah kau setia menerpa batu karang yang keras itu? Atau sudah jenuhkah kau berusaha menghancurkannya?
Halo batu karang, bagaimana kondisimu? Masih sanggupkah kau bertahan walau setiap waktu ragamu dihancurkan perlahan oleh ombak?
Halo pasir putih, sudikah kau ku nodai? Hanya untuk sekedar melukiskan kenanganku tentangnya. Menuliskan beberapa kata saja yang mengingatkanku padanya...

Halo kamu. masihkah kamu disana? Ditempat kita bertemu dulu? Disaat kau mampu menatap tajam mataku yang begitu redup.
Halo kamu. Ingin aku bertanya, kapan jiwamu kembali?
Halo kamu. Sudah puaskah kamu bermain-main dengan hati? hatiku, hatimu, hatinya, hati semua wanita yang kau permainkan. yang kau beri segala harapan atas kebaikanmu menampung segala perasaan KAMI?
Halo cinta, masih pantaskah kau kupanggil begitu? Disaat kau sudah membiarkan aku terlunta-lunta menanti sebuah kejelasan masa depan dari kisah klasik ini.
Halo.... masa lalu. Kurasa kau pantas kuberi sebutan seperti itu. Kau hanyalah pantas dipanggil kesuraman. Hanya pembelajaran untukku atasmu. Tak ada lagi hakku mengingat manismu.

Halo.......................
KAU INGAT AKU?
Aku yang ada disaat kau jatuh. Sadar? siapa yang rela menangis saat kutau kau sakit?
Siapa yang rela membelamu setengah mati disaat mereka membencimu?
Siapa yang rela mempertahankan perasaan ini walau tau sudah dibohongi, sudah dipermainkan, sudah tidak diikat dalam satu hati! SIAPA?
Kau pikir siapa kamu sayang..............
Kau mengikatku terlalu lembut tetapi dalam dan menyakitkan. Kenapa harus melarangku meninggalkanmu padahal kau sudah meninggalkanku.
Aku bukan bodoh, aku hanya berpura-pura tidak pernah tahu akan perbuatanmu.
Dan aku masih bertahan. Tapi itu dulu, tidak sekarang.
Tidak selamanya aku harus terus menyakiti dan menyiksa diriku dengan terus bertahan untuk hal yang menyakitkan bukan?

Haloo kenangan...
Kamu sangat indah. Indah untuk ku kenang. Indah untuk kujadikan cerita hidupku kelak.
Namun bukan berarti aku harus terus menerus terpaku atasmu kan?
Aku punya hidup. begitu juga kamu.
Kamu memilih hidup monoton untuk mencari, terus mencari dan menuntut kesempurnaan cinta.
Sayang, haruskah kukatakan sekali lagi...
"Kamu tidak akan pernah mendapat cinta sejati jika kamu tidak pernah meyakinkan hatimu pada satu cinta "
Renungkanlah... kau adalah batu karang.
Aku adalah ombak.
Dan kenangan kita adalah pasir putih.
Apakah kamu tidak lelak terus menerus membiarkan dirimu terombang ambing atas keraguan cinta?
Aku saja jenuh. aku masih mampu bertahan, tapi tidak dengan hidupku.
Aku butuh hidup. Aku kehilangan banyak sekali harta berharga dalam hidupku.
Bukan seutuhnya karnamu, tapi karna cintaku .
Dan nyatanya semua hanya seperti terlihat cerita fiktif belaka.
Aku lelah. Hanya kebahagian sejati yang bisa kuharapkan akan Tuhan berikan padamu.

Maaf, bukan mauku meninggalkanmu. Tapi kamu sendirilah yang membuat semua meninggalkanmu.
Jangan hanya ingin dimengerti tanpa bisa mengerti orang lain.



18. ini semua tentang kamu. dan haruskah semua kututup sampai disini?
18. ini kamu. dan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar